Sudah
lama tak bercuap-cuap ria nih di rumah maya. Kesibukan tak menentu membuat aku
sedikit abai dengan keaktifan nulis di blog. Yaaahh.. kan aku sekarang sedang
melakoni aktifitas sebagai jobseeker
sejati. Hampir tiap hari keliling-keliling kota medan buat masukin lamaran ke
bank-bank. Mana medan lagi panas-panasnya. Kalo gag mikirin masa depan, ogah
banget aku keluar terik-terik. Kan kulitku yang sebening embun pagi bisa
gosong. *cuiihh*. Untungnya nih, aku berjuangnya gag sendirian. Berdua bareng
Maya, sahabat seperjuangan dikala suka dan duka. *ailopyu, say*. Kalo
sendirian, gag tau dah bakal gimana nasib berkas-berkas lamaran yang sudah
kusiapkan sebelumnya. Bisa saja berakhir tragis di tong sampah non organic. -_-“
Well, belakangan ini aku liat krupers
Dinamika lagi doyan-doyannya main blog. Ada yang baru bikin, ada yang baru
belajar design, ada yang heboh minta di join. Huaahh, rame dah. Nah aku? Yang
udah ngebangun rumah maya sejak lama melongo. What I have to do with my blog? Tapi tak lama, aku sadar. Aku harus
merenovasi rumah mungil nan eksotis ini biar lebih manis. Harus ada penambahan
perabot dan mengganti ulang warna catnya yang sudah kusam. Mungkin bisa belajar
sama yang baru saja selesai mendesign blog atau otodidak saja dengan buku
panduan. Kan kemaren bg Molen baru beli bukunya. Okelah, renovasi akan kita
mulai segera.
Btw,
banyak banget kisah yang bergulir dengan manis seiring berjalannya waktu. Tak
selalu manis juga sih, sebenarnya. Tapi cukup menginspirasi. Banyak mereka yang
sedang tenggelam dalam rona merah jambu dan banyak juga yang mengambang dalam
pekatnya aliran bah. Berbanding terbalik. Itulah untungnya jadi dewasa dan
memiliki ilmu psikologi walau cetek. Sedikit banyak kita bisa menyelami
kehidupan dan perasaan seseorang. Bukan untuk apa-apa. Hanya menjadi media
pendewasaan diri saja. Dengan mendengar kisah mereka, paling tidak aku bisa
memperoleh gambaran jika suatu saat nanti aku mengalami apa yang mereka
rasakan. Mengambil hikmah dan memastikan aku tak akan melakukan kesalahan
seperti apa yang mereka lakukan.
Memang,
tak selamanya kita sanggup jadi pendengar budiman saja. Adakalanya aku juga
ingin mengutarakan sesuatu dan tentu ingin ada yang mendengarnya. Itulah kenapa
aku nyaman mendengar cerita mereka yang juga nyaman mendengar ceritaku. Bukan
karena gag ikhlas juga sih ngedengerin cerita mereka. Tapi ya begitulah. Mungkin,
yang harus ku tanamkan dalam diriku, sebuah kalimat bijak, “dengan menjadi
pendengar yang baiklah kita akan menjadi pembicara yang baik pula.” Untuk itu,
ceritalah. Akan kudengar, akan kutanggapi, dan akan kupetikkan hikmah dari
kisah kalian. Semoga bermanfaat di akhir kelak, buat kalian, juga buatku
sendiri. ^_^