Selasa, 19 Juni 2012

 Buah Dari Pohon Bernama Komitmen 


“Sekarang abang tanya, siapa yang mau tamat tiga setengah?” tanyanya setelah menjelaskan betapa banyak sarjana yang terluntang lantung setelah menyelesaikan studi S1 nya. Harusnya semua yang ada di forum itu tak ada yang mengacungkan tangan. Cerita yang diuraikan pria berkaca mata itu jelas meyakinkan kalau tak ada yang bisa diabdikan untuk masyarakat kalau mencukupkan tiga setengah tahun di perkuliahan. Ilmu yang didapat di perkuliahan itu belum cukup untuk mengabdi kepada masyarakat. Mana kuliahnya di kampus yang sedikit di pandang sebelah mata pula.

“Memangnya apa jurusan kalian? Bahasa inggris? Sekarang siapa yang gag bisa bahasa inggris rupanya? Semua orang bisa. Mau kerja dimanalah klen nanti. Saingan klen banyak. Kalaupun bisa, mungkin klen di tempatkan di pelosok sanalah,” ia menghela nafas. “Makanya fokuslah di Dinamika. Ini jalan alternative kita untuk masa depan. Jadi jurnalis atau jadi penulis. Disinilah potensi itu bisa kita gali. Jadi seriuslah. Abang tekankan, ini bukan organisasi. Ini adalah jurusan kedua yang kalian pilih, jurusan jurnalistik.”

Sedikit kerut membingkai wajahnya ketika ia melihat masih ada yang bebal. Sudah dikomporin segitu panas, masih juga angkat tangan. Menunjukkan pada forum ia tetap keukeh mau menyelesaikan studinya dalam waktu singkat. Ya, ia hanya sendirian. Dan forum itu mungkin menganggap ia sebagai orang aneh yang tak terlalu cinta Dinamika. Yang rela meninggalkan jejak pembelajaran dan pendewasaan diri di dunia Dinamika begitu cepat. Atau, mungkin sebagian mengira, “ahh, gag mungkin. Dia pasti gag mau ninggalin keluarga Dinamika begitu cepat.” Beragam persepsi bisa saja memenuhi fikiran mereka. Yang pasti di dalam benak kru yang bebal itu kira-kira seperti ini, “aku gag peduli kalian mikir apa. Aku hanya ingin jujur pada diriku sendiri.”

Dan sejak itu, ia memasang janji, “akan kuselesaikan studiku dalam tiga setengah tahun.”
Ini bukan sekedar keinginan, ini tentang sebuah komitmen.
***
Aku kembali mengingatkan kisah itu padanya, pada orang yang pernah ‘memanas-manasi’ untuk bertahan lebih lama di Dinamika. Orang yang dengan tanpa sengaja telah memicuku untuk mencetuskan komitmen itu. Ia tersenyum. Senyum yang multi tafsir sebenarnya. Tapi aku tahu makna terdalam dari senyum itu. *Kan aku pernah bilang, tanpa kau bicara pun, aku tau apa yang kau fikirkan.*
Sore itu mendung, tapi bagiku yang baru saja selesai dari pertempuran besar melawan pertanyaan demi pertanyaan dari penguji dalam perang sidang munaqasyah yang berjalan dengan sangat baik, sore itu tetap indah. Bahkan lebih indah dari biasa. Pujian dari seorang guru besar yang sangat kukagumi masih membekas dalam ingatan, bahkan sampai detik saat aku menulis catatan ini. Dan itu sungguh kebahagiaan tersendiri yang tak bisa dilukiskan dengan kata-kata lagi. Pujian biasa memang, tapi itu dari seorang guru besar Ekonomi Islam. Waw ^_^ takkan pernah kulupa.

Kuayun langkah menuju ‘rumahku’ di gedung perkantoran aula lantai 1 IAIN SU. Rasanya ingin berlari saja. Tak sabar aku membagi berita bahagia ini dengan seluruh keluargaku, krupers Dinamika. Semangatku menggebu. Tak puas hanya berbagi dengan mereka, aku menelepon hampir semua teman-teman dekat. Tak afdhol rasanya jika mereka tak tahu aku selamat dari pertempuran melawan puluhan pertanyaan dari seorang guru besar, satu orang doctor, dua orang kandidat doctor, dan seorang lagi dosen yang disegani, mantan kajur EKI. Mereka harus tau kalo aku baik-baik saja, selamat dan sehat wal afiat. Hahaha. :D

Ya, aku berhasil. Studiku selesai dalam waktu yang cukup singkat. Aku menang melawan bisikan-bisikan untuk menikmati lebih lama status sebagai mahasiswa.  Aku mengalahkan ‘sisi-sisi terlalu cinta’ ku pada Dinamika yang ingin aku tetap menyandang status sebagai kru, untuk menyelesaikan amanah yang dipercayakan padaku. Walau sebenarnya pertimbangan-pertimbangan itu sempat membuat aku kalut. Aku hampir dengan sengaja tak lagi memikirkan masalah kompri agar aku punya alasan untuk tak mencapai target wisuda bulan Mei 2012. Dan aku sempat membiarkan naskah skripsiku tertumpuk di rak tanpa berniat menyentuhnya. Galau saat itu merajai fikiranku.

Aku masih tak bergerak menyelesaikan semuanya sampai sahabat-sahabat seperjuangan di Manajemen Syariah ’08 kembali hadir mengusapkan semangat di atas galau yang menderaku. Mereka kembali meyakinkanku kalau aku harus selesai segera. Mereka mendesakku untuk tetap menjadi aku yang dulu, ambisius. Mengingatkan aku pada komitmen yang sudah kubangun sendiri. *ailopyu, guys* aku perlahan bangkit, tertatih awalnya, tapi kemudian aku mencoba menapakkan kaki dengan tegas dan mulai berlari. Berkejaran dengan waktu. Sampai, akhirnya kini, gelar Sarjana Ekonomi Islam sudah terpajang di belakang namaku. Memperpanjang namaku yang memang sudah panjang. :D

Itulah kawan, secercah kisah yang menunjukkan manisnya buah dari pohon bernama komitmen.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                

4 komentar:

  1. Alhamdulillah :)
    Selamat atas sarjananya, smoga bisa manfaat bagi orang2 disekitar. Aamiin...

    BalasHapus
  2. aamiinn.. makasi ya mbak nhinis.. :)

    BalasHapus
  3. selamat wisuda dan mendapat gelar
    good luck ya
    semoga ilmu yang di dapat berkah

    BalasHapus
  4. terimakasih.. :D
    semoga doanya di ijabah Allah..

    BalasHapus