Penggunaan Model Koperatif Tipe Teams Games Tournament
(TGT) Dan Media Interaktif Wordwall pada Pelajaran IPS di Kelas IX-5 SMP Muhammadiyah 06 Medan
A.
Pendahuluan
Dari hasil
pengamatan saya selaku guru IPS di kelas IX-5 SMP Muhammadiyah 06 Medan, ada
banyak masalah yang perlu diatasi. Masalah yang ada
di kelas saya yang paling urgen dan saya merasa dapat mengatasinya adalah
masalah kejenuhan siswa terhadap pelajaran IPS, sehingga selama proses
pembelajaran, siswa hanya diam mendengarkan dan mengerjakan penugasan yang
diberikan.
Melalui eksplorasi akar penyebab masalah, ditemukan bahwa
penyebab dari masalah-masalah tersebut adalah cara mengajar guru yang masih
memakai metode konvensional (ceramah) yang berpusat pada guru serta tidak menggunakan
media pembelajaran berbasis TPACK, juga tidak mengaitkan
dengan kehidupan peserta didik, tidak mengambil contoh yang dekat dengan dunia
nyata, sehingga peserta didik tidak tertarik dan merasa kurang berminat.
Berangkat dari masalah tersebut, maka
diperlukan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa selama kegiatan
belajar mengajar. Model pembelajaran yang lebih mendorong keaktifan,
kemandirian dan tanggung jawab dalam diri peserta didik.
Untuk itu, saya memilih model pembelajaran koperatif tipe Teams Games Tournament
sebagai alternatif solusi. Hal ini dilakukan
dengan tujuan agar peserta didik
dapat ikut berperan aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Peserta didik saling
bertukar pendapat dalam memahami konsep serta mampu berdiskusi dalam kelompok.
Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT)
diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa.
B.
Pembahasan
1. Model Pembelajaran Koperatif Tipe TGT
(Team Game Tournament)
Pembelajaran kooperatif
tipe Team Game Tournament, untuk
selanjutnya disingkat dengan TGT
adalah salah satu
pembelajaran kooperatif yang cukup
mudah diterapkan, model
pembelajaran ini melibatkan aktivitas
seluruh siswa tanpa
harus ada perbedaan
status, melibatkan peran
siswa sebagai tutor sebaya yang
dapat saling memberi
arahan saat melaksanakan pembelajaran dan
mengandung unsur permainan dan
penguatan (reinforcement).
Model
pembelajaran TGT dapat digunakan untuk
meningkatkan keaktifan
siswa pada saat
kegiatan belajar mengajar dikarenakan apabila
menggunakan model kooperatif
tipe TGT lebih menyenangkan bagi responden
dalam hal ini
siswa karena selain
belajar mereka juga turut aktif dalam
permainan akademik (Zaki, 2013).
Kelebihan model
TGT adalah dalam
penerapannya pada
proses pembelajaran yaitu, proses
belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan yang
timbul dari siswa
sehingga siswa tidak akan
bosan dan cenderung
lebih berkonsentrasi pada materi yang disisipkan dalam permainan;
motivasi belajar lebih tinggi karena
proses pembelajaranya melibatkan siswa secara
langsung; masing masing
siswa baik yang berkemampuan diatas
rata rata maupun
yang di bawah rata rata (Slavin, 2005).
Dengan kelebihan yang ditawarkan TGT, maka saya yakin
model ini akan menjadi solusi dari permasalahan kelas saya.
2. Media
Pembelajaran Interaktif Wordwall
Wordwall merupakan
aplikasi berbasis website yang dapat dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran seperti kuis interaktif, memasangkan pasangan, acak kata, dan
anagram. Banyak fitur bisa dipilih sehingga memungkinkan untuk banyak variasi dalam penyampaian materi ajar.
Saya menggunakan
media interaktif wordwall yang pengerjaan kuisnya akan dikerjakan secara
bersama dengan teman kelompok dan kuis tersebut ditampilkan di layar dengan
infokus. Sehingga media ini menjadi solusi untuk siswa yang belum memiliki
Handphone.
Kekurangan
aplikasi Wordwall : 1) Dalam pembuatan aplikasi Wordwall ini membutuhkan waktu
yang cukup lama. 2) Dalam penggunaannya ukuran huruf terkadang terlalu kecil
dan tidak bisa diubah. 3) Jika tidak mempunyai akses internet/kuota maka tidak
dapat membuka aplikasi Wordwall (Savira & Gunawan, 2022:3)
3. Tantangan yang Dihadapi dan Pemecahannya
Adapun tantangan yang dihadapi dari inovasi pembelajaran
ini adalah :
1. Efisiensi
waktu. Pembabakan dalam turnamen yang dibuat jika terlalu
sedikit, terasa kurang menantang dan kurang kompetitif. Semenara jika terlalu
banyak, maka wakyu 2x40 menit akan kurang.
2. Peserta
didik yang terlalu bersemangat ketika jawabannya benar membuat kelas jadi riuh.
Solusi untuk menjawab tantangan tersebut adalah :
1.
Guru harus sigap mempersiapkan
peralatan yang diperlukan, mulai dari pemasangan infokus, speaker, dll agar tidak
menghabiskan banyak waktu. Saya
mempersiapkan kelas, alat dan bahan, serta materi kuis sebelum pembelajaran
dimulai, dan turnamen dapat berjalan sesuai dengan rencana.
2.
Guru harus mampu
mengendalikan kelas. Seperti turnamen
pada umumnya, tentu jika bisa menjawab pertanyaan dengan benar, semua anggota
tim akan merayakan dengan sorak sorai yang meriah. Jika guru tidak bisa
mengendalikan dengan baik, maka kelas akan riuh dan bisa mengganggu kelas lain.
Untuk itu, dibutuhkan keahlian guru dalam mengondisikan kelas dan suara guru
yang lantang.
C.
Kesimpulan
Penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe Team Game Tournament (TGT)
memberikan dampak positif yang signifikan terhadap hasil assesment peserta
didik baik dari segi afektif, kognitif, dan psikomotorik.
Hal baik yang didapatkan dari inovasi pembelajaran model
koperatif tipe TGT adalah :
1. Peserta
didik tampak antusias dan bersemangat mengikuti pelajaran IPS.
2. Kerja
sama tim terbentuk saat mengikuti turnamen.
3. Peserta
didik cenderung lebih mau bersuara (menjawab) tanpa takut salah.
4. Peserta
didik tampak bersemangat karena menggunakan media interaktif wordwall.
5. Peserta
didik bersemangat dalam berdiskusi mempersiapkan jawaban untuk turnamen.
Respon peserta
didik sangat baik. Terlihat mereka tidak lagi mengantuk atau sibuk sendiri
ketika pembelajaran. Justru antusiasme mulai tampak dan mereka sangat
bersemangat ketika jam pelajaran IPS tiba. Berharap akan bermain turnamen
kembali.
Faktor yang dapat
menentukan keberhasilan model TGT ini adalah pemilihan materi yang tepat, guru
membaurkan kelompok dengan bauran yang tepat sehingga anggota kelompok
berdifferensiasi, dan guru mampu menyiapkan kartu-kartu soal turnamen dengan
baik.
D.
Daftar Pustaka
1.
Zaki, Ahmad. 2013.
Penerapan Lembar Kegiatan Siswa Tema Energi Alternatif untuk Melatihkan
Keterampilan Proses pada Siswa Kelas VIII-A SMP YPP Nurul Huda Surabaya. Jurnal
Pendidikan Sains e-Pensa, (Online), Vol.1, No.3, 2013, hlm 80-87
2.
Slavin, R.E.2005.
Cooperative Learning : teori, riset dan praktik. Bandung : Nusa Media
3.
Savira, A., &
Gunawan, R. (2022). Pengaruh Media Aplikasi Wordwall dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar. EDUKATIF: JURNAL ILMU PENDIDIKAN,
4(4), 5453-5460.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar