Rabu, 27 April 2011

Masalah yang pagi ini menyapaku...

pagi ini, aku kembali ditemui seorang teman lama, masalah namanya. pagi yang menyenangkan berubahmenjadi bagaikan diterpa badai.
semua berawal ketika aku baru saja akan berangkat kuliah. seorang wanita setengah baya menelponku, meminta aku menyuruh adikku menjemputnya. wanita itu adalah ibuku. wanita yang biasanya selalu tersenyum dengan guyonannya itu datang dengan rentetan panjang ocehan yang tidak enak didengar menghampiriku. aku yang sudah tahu ini akan terjadi berusaha mengabaikan, kusibukkan diriku dengan kegiatan lain. kebetulan aku sedang bersiap untuk berangkat kuliah, jadi kulanjutkan acara memakai jilbab, kuteruskan kegiatan menjemur handukku, sampai tiba-tiba dia menghampiri dan segera melontarkan kalimat-kalimat pedas yang tak sanggup kutelan. ini sebenarnya bukan masalah berat, hanya aku yang ketepatan sedang dalam keadaan yang tidak enak, menangkap makna implisit yang dipengaruhi langsung oleh nafsuku. aku membela diri dengan kalimat yang sedikit tegas, yang aku tahu pasti menyakiti hatinya. tapi aku hanya ingin membela diri, sungguh. aku hanya ingin menyampaikan kalau aku tidah sepenuhnya bersalah.

sekarang, setelah kejadian itu berlalu sekitar satu jam yang lalu, aku sadar aku sudah melakukan satu kesalahan fatal. kuingat saat akan berangkat kekantor, ia sama sekali tidak menggubrisku yang sedang memakai sepatu. ia melenggang saja. aku yang sedang memakai sepatu masih belum bisa mendinginkan hati, juga diam. sungguh tadi aku benar-benar enggan untuk menyapa sekedar untuk menandakan aku minta maaf. tapi itu terlalu sakit. aku seperti dianggap musuh oleh ibuku sendiri.

aku bukan orang yang sulit untuk minta maaf. tapi jujur saja, dengan kondisiku yang sedang dalam masalah juga, aku tak bisa meluruhkan perasaanku, bahkan mengingat bahwa ia adalah ibuku. belakangan ini, apa ia pernah peduli padaku? menanyakan keadaanku? kondisi perkuliahanku? tidak pernah! aku memang bukan lagi anak kecil yang harus diperhatikan seperti ini, tapi jujur saja, aku juga manusia. selagi aku masih punya ibu, apa salah aku mengharapkan perhatiannya? klise memang, tapi itulah adanya.

sampai, aku sering berpikir betapa enaknya teman-teman yang nge-kos. tidak perlu mendengar cacian panjang yang memuakkan. aku mau kalau saja ia mengizinkan. dengan senang hati aku akan beranjak dari rumah itu. terserah kalian mau memandang seperti apa, tapi yang pasti, aku ingin hidupku sendiri.

saat menulis ini, air mataku mengalir. padahal aku sudah menahan, tapi tetap tak kuasa. bukan karena aku lemah, hanya hatiku terlalu kuat berteriak. aku tak mampu meredamnya. klimaksnya adlah ketika air mata ku menetes. aku tak peduli.

ya Allah, luruhkan dinding keegoisan dihati hamba. ampuni hamba yang telah berbuat seperti ini kepada ibu hamba sendiri. hamba mohon ya Allah, berikan kekuatan untuk meminta maaf padanya nanti..... aamiiinn..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar