Tapi,
segimanapun hepi-nya disana, ternyata badan tetap menuntut waktu untuk
istirahat. Sepulang dari Sibolangit, aku mendekam di rumah buat puas2in tidur,
buat santai2 tanpa harus diburu waktu. Tadinya kupikir, aku bakal manfaatin
liburan ini buat ‘me-ratu’ di rumah aja. Kalopun mau keluar palingan hanya
untuk sekedar lepas penat. Palingan ke mall, atau hunting sesuatu. Tapi,
hellow, masih tiga hari aku di rumah, bosan mulai merajalela. Mulailah aku
mikir harus kemana aku menghabiskan liburan.
Setelah
mempertimbangkan beberapa destinasi, entah gimana, aku ngerasa mendadak kangen sama
perjalanan dengan kereta api. Sebenarnya udah kepingin dari kemaren2, tapi
karena belum nemu momen yang pas, jadilah gak berangkat2. Kali pertama dan kali
terakhir aku naik kereta api waktu semester tiga di S1. Kemaren kita berkunjung
ke Kisaran sama temen2 Dinamika buat ngasi pelatihan jurnalistik disana. So,
liburan kali ini, aku harus nyobain lagi naik kereta api. Dan ya, tujuan yang
paling memungkinkan adalah Binjai. It will be nice. ***
Kami
tiba di stasiun kereta api sekitar jam 10 pagi. Pengunjung stasiun gak begitu
rame sih. mungkin karena hari kerja. Jam keberangkatan kereta bisa di cek di
beberapa titik di stasiun. Atau bisa di cek secara online. Kereta api
Srilelawangsa yang akan berangkat menuju Binjai katanya akan berangkat dari
Medan jam 11.00 WIB dan akan tiba di Binjai jam 11.32 WIB.
Berbekal
tiket dengan harga Rp.5.000 kita masuk ke ruang tunggu kereta. Kita manfaatin
waktu nunggu yang sekitar sejam lagi dengan sangat cerdas. Maklum, sebelumnya
belum pernah narsis di stasiun. Jadilah kita jalan sana sini buat foto2. Wkwkwk.
Akhirnya,
aku ngerasain loh yang namanya berebut masuk ke gerbong kereta. Aku berasa
kayak di tipi2, yang berebut tempat duduk itu. Padahal gerbong keretanya
banyak. Ternyata pemirsah, kita berebut masuk ke gerbong melalui pintu gerbong
yang sama. Padahal nih, pintu gerbong yang terbuka tuh banyak. Hahahahhahaa.
Nampak kali penumpang2nya ini penumpang amatiran.
Ada
yang berbeda antara suasana kereta api menuju Kisaran dengan suasana kereta api
menuju Binjai. Kalo boleh jujur, yang paling kurindukan dari kereta api itu,
selain bunyinya yang “gejess...gejesss..” adalah suara abang2 dan ibu2 yang
jualan di dalam kereta. Aku kangen denger “cangcimen..cangcimen.. kacang,
kuaci, permen.” Aku kangen sama tawaran, “minumnya dek... satenya..
keripiknyaa..” Hahahaha... aku kangen itunya sebenernya. Tapi amat sangat
disayangkan, di kereta api menuju Binjai tak kutemukan yang demikian itu,
mungkin karena perjalanan yang singkat kali ya. Palingan cuma 30 menit. Jadi ya
siapa juga yang mau beli ya kan?
Binjai
baru selesai hujan saat kami tiba. Aroma tanah basah menyambut ramah. Kondisi stasiun
Binjai sedikit eksotis dibanding Medan. Nuansa zaman dulu masih lekat disana. Mungkin
karena belum ada renovasi2 yang merubah bentuk, jadi kesannya masih alami. Jauh
dari kesan kekinian, tapi justru unik dan menyenangkan.
Dan
pemirsaaaaahh, perjalanan alias membolang kita di kampung orang pun dimulai. Tujuan
pertama ; Masjid Raya Binjai. Berjarak sekitar 15 menit dari stasiun kereta
api. Masjid raya Binjai ini gak jauh dari pasar alias pajak. Entah pajak apa
namanya. Kalo search di gugel, Jl. Kh Wahid Hasyim No.3, Pekan Binjai, Binjai
Kota. Di depan masjid banyak banget yang jualan. Wanginya kemana2. Hahaahaa. Trus
di lingkungan masjid ada abang2 jual siomay, tapi diplastikin. Gak pake piring.
Yang beli banyaaakkk bangeeett. Jadilah aku kepingin. Padahal udah makan molen.
:v Jadilah belik siomay lagi. Hahahaha. Enak loh. Nanti kalo ke Binjai lagi
makan siomay disana lagi ah. :v
Setalah
tadinya kita ke Masjid Raya Binjai pake bentor alias becak motor, kali ini kita
ke Lapangan Merdeka Binjai-nya secara manual. Alias jalan kaki. :v Ini baru
namanya membolang. Jaraknya lumayan loh. Oh iya, fyi, kita sebenarnya punya
beberapa orang teman anak Binjai. Yang kalo kita mau, kita bisa hubungi mereka
buat bawa kita jalan keliling Binjai, dan pasti kita gak perlu jalan kaki. Untuk
beberapa alasan, kita gak hubungi mereka. Biar berasa bener2 membolang aja
gitu. :v
Lapangan
Merdeka Binjai mirip2 Lapangan Merdeka Medan-lah. Ada podiumnya, ada beberapa
ornamen di beberapa titik, ada fasilitas buat olahraga. Bersih. Kemarin pas
kita datang, di lapangannya lagi gak ada acara apa2. Jadi ya cukup sepi.
Puas
jalan2, dan foto2, kita akhirnya menuju destinasi terakhir kita, Binjai Super
Mall. Mall-nya orang Binjai. Eeaaa... Kita kesana pake angkot. Udah gak kuat
jalan lagi. Hahahaha. Kalo mall mah dimana2 ya gitu2 aja ya. Kita langsung
menuju food court buat cari makanan. Dan food court-nya juga ya gitulah, kayak
food court pada umumnya.
Well,
akhirnya kita harus bergegas pulang. Kebetulan stasiun kereta api gak jauh dari
BSM. Dan kita lagi2 kesananya pake manual. Capek sih. tapi seru. Hahahaha.
Ada
satu hal penting yang bisa kita tiru dari Kota Binjai. Sepanjang jalan, di
jalan2 yang kita lewati secara manual, gak ada sampah sama sekali. Kota ini
benar2 bersih. Mungkin bersih itu udah jadi budaya kali ya buat mereka. Oh iya,
pas di depan Lapangan Merdeka Binjai, di perempatan itu, gak ada satu kendaraan
pun yang melewati garis batas untuk penyeberangan. Semua ada di belakang garis.
Tertib. Gak tau deh ya itu memang sudah membudaya, atau kaena kebetulan
tempatnya memang du tengah Kota. Jadi ya kudu tertib kalo gak mau ditilang.
Tapi terlepas dari itu, kesan yang kudapat setelah kemarin seharian membolang
disana, Binjai adalah kota yang bersih dan tertib.
Kira2,
ada lagi nggak icon Kota Binjai yang belum kita datangi?
Boleh
di share loh. Kali ada kita berkesempatn kesana lagi kapan2.. :v
medan ya mbak? bagus banget sudah tu kotanya.
BalasHapusmakanan khas disana apa ya mbak? heheheh
saya pelesirnya ke Binjai. asalnya Medan. hehe. :D
Hapushahahha gitu ya mbak. coba palembang, medan , binjai ud terconected kereta api ya
Hapus