Wisuda Lagii.. Alhamdulillaaaahhh.. :D
Sumringah beut muka gue :D |
Finally,
setelah berjarak sekitar tiga bulanan dengan ‘Balada Mahasiswa Semester TuaPart I’ akhirnya bisa kembali nulis yang part II. Dan itu artinya,
sodara-sodaraaaaaa... saya sudah wisudaaaa... Alhamdulillah.. Duh, Gustiii...
akhirnya perjuangan itu sampai di ujungnya. Akhirnya segala peluh, lelah, darah
(halah) bertukar dengan air mata bahagia. Perjalanan panjang dalam pendidikan
pascasarjana yang penuh semak belukar dan semak berduri itu akhirnya terlewati
dengan anggun dan berkelas. Wisuda lagi adek, bang! :D
Kemarin,
di part I, aku masih cerita tentang suka duka di seminar hasil ya? Sekarang aku
bakal cerita sedikit tentang sidang tertutup yang kuhadapi berjarak seminggu
dari seminar hasil. Bukan karena menarik2 banget, hanya saja kalo gak ditulis,
takut lupa. Dan kalo udah lupa rasanya sayang banget moment bahagia gak
diabadikan.
Gak di pantai, gak di gedung, pose-nya selalu sama. wkwkwk |
Iya,
sidang tertutup kemaren gak pake air mata. Hehe. Soalnya kemaren minim sekali
perbaikan. Alhamdulillah. Dan mungkin karena ada kamu. (Ciiieee...)
#Sitante Semoga ntar jadi dosennya barengan. :) |
Jadi
ceritanya di sidang tertutup itu kita menghadapi dua orang dosen pembimbing,
dan tiga orang penguji. Ketiganya mengajukan pertanyaan2 yang mereka ingin
tanyakan. Ternyata, selain menanyakan tentang isi tesis kita, mereka juga
banyak bertanya tentang keseharian dan aktivitas kita. Karena kemaren yang
sidang kebetulan berdua doang sama Ria, dan kebetulan sama2 pendidik yang
S1-nya bukan pendidikan, jadi mereka kepo banget. Kok bisa kebetulan banget
gitu. Hahaha. Kayak jodoh gitu ya. Haha
Kalo
persepsi orang2 sidang tertutup itu menyeramkan, buatku itu salah. Yang paling
menyeramkan, menegangkan, dan menguras emosi adalah seminar hasil. Umumnya,
penguji dan pembimbing akan maklum saja jika pada seminar kolokium kita masih
gagap dan banyak revisi. Sementara di sidang tertutup, kita Cuma diajakin
ngobrol2 ringan tentang tesis yang kita susun. Tapi kalo seminar hasil, gaes,
syusyeeeeehhh. Seminar hasil adalah penentuan apakah tesis kita layak atau
tidak. Diterima atau tidak. Pantas atau tidak. Dan bukan hal baru jika pada
seminar hasil, ada tesis yang ditolak dan dibatalkan. Horror gak tuh? -_-
Kerumunan Wisudawan Pascasarjana. Bisa temukan aku yang mana? :D |
Wisuda barengan sama bu kajur dan pak kajur |
Alhamdulillah
kemarin aku dan Ria berhasil melewati seminar hasil dan sidang tertutup kami
dengan baik. Kita bisa jawab pertanyaan-pertanyaan penguji dengan baik, dan
alhamdulillah kita hanya butuh sedikit sekali revisi untuk sidang tertutup. Yaiyalah
yaaa.. secara bimbingannya sampek sepuluh kali sama Pak Muis. Hahahahahaa.
Tapi,
selain itu semua, yang bikin aku ngerasa sangat2 hepi adalah, karena ada yang
bikin hepi. Ciiieee.. hahhahaa. Jadi kemaren karena udah pengalaman pas seminar
hasil, pake gengsi2an segala, pas sidang tertutup kita langsung bikin
kesepakatan dengan segala hal yang berkaitan dengan hal itu. Pokoknya selama
sidang jadi berasa hepi. Hihihii.
Singkat
cerita, gengs, kemarin, tepatnya hari Kamis, 10 Mei 2017 daku resmi di-wisuda,
dan resmi punya gelar baru. Alhamdulillahirabbil’alamin. Ternyata, euforia yang
ada, lebih semarak dari waktu wisuda S1 dulu. Kenapa ya? Mungkin karena suasana
baru kali ya? Kemarin kan wisudanya di Aula kampus, ini di Selecta. Kemarin kan
wisuda S1, ini S2. Kemarin kan hanya didampingi orang tua, ini didampingi
...... (ciiieeeee....) ahahahahahaha. Jangan terlalu serius. Nanti kamu khilaf.
:p
Part of me. Minus Arif yang gabisa datang. :( |
Ini
bakal jadi cerita yang bakal sering dikenang-kenang. Jadi ceritanya untuk
wisudawan hanya ada tiga undangan. Satu buat wisudawan sendiri, yang dua lagi
buat pendamping. Kita (aku dan Ria) udah sempat tanya2 ada undangan yang
diperjual belikan atau nggak. Karena (ehemm) kita kepingin ngundang seseorang
selain ornag tua. Sayangnya pihak kampus bilang gak ada karena jumlah wisudawan
tahun ini membludak.
Brother Sister's Goals. Jangan bilang gak mirip, plis. hahahaa |
Dan
disinilah kisah itu dimulai. Seseorang yang tidak ingin disebutkan namanya
berjuang dengan sekuat tenaga untuk bisa berada di sebelah seorang wisudawan
yang ia sayang. (Ciiieee)
Perjuangan
dimulai dari bolos kerja, kudu kucing2an sama Bos, sampai berusaha masuk ke
gedung tanpa undangan. Mulai dari masuk dari lobby utama, lift belakang, sampai
bolak balik pake tangga darurat. Finally, setelah berpeluh2, dia kini berada di
latai V Selecta Convention Hall. Hanya dengan ransel yang ngegantung di leher,
dan ransel di punggung. Tanpa bouquet.
Si
wisudawan langsung menyusul lelaki itu ke pintu darurat, khawatir dia
kebingungan nyari2, soalnya wisudawan yang akan diwisuda hari itu sekitar
seribuan lebih. And then, setelah mereka ketemu, si wisudawan kecewa. Berusaha menutupi
kekecewaan, ia akhirnya bersikap biasa2 saja. Sesi wisuda, foto, dan foto lagi
selesai. Semua berjalan baik sampai suatu ketika .....
“Aku
pulang duluan ya...”
Deg!
Si
wisudawan terkejut. Ia yang sedang kebingungan mencari2 orang tuanya, dan
dipenuhi rasa takut luar biasa karena tiba2 mereka tidak bisa dihubungi, shock.
Satu kesalahan besar ia lakukan dengan berucap :
“Yaudah, pulang aja sana!”
Ini
udah kayak sinetron, gaes. Persis sinetron. Atau biar agak keren sikit,
anggaplah ini drama korea. :v
Aku
nggak tau apa yang terjadi kemudian. Hanya saja, karena aku adalah seorang
pengkhayal yang baik, ini yang ada dalam hayalanku.
Si
lelaki pergi, karena tersinggung dengan ucapan si wisudawan. Tapi kemudian si
wisudawan menyesal. Ia menghubungi si lelaki begitu ia bertemu dengan orang
tuanya, persis ketika si lekaki sudah hampir berlalu dari kawasan Selecta. Ia menerima
panggilan si wisudawan dan kemudian kembali. Dengan dada yang sesak. Dengan kemarahan
yang bertumpuk. Kekecewaan yang menggunung. Tapi ia kembali dengan sebuah
bouquet bunga besar, dan senyum sumringah. Di hadapan kedua orang tua si
wisudawan, ia menyerahkan bouquet itu dengan debar.
Kalo
menurutmu, gimana perasaan si wisudawan? Ya, aku berpikiran sama. Sontak segala
kesal yang tadi sudah memburu di dadanya bertukar senyum. Lelaki-nya kembali. Dengan
bouquet pula. Beruntung banget ya si wisudawan itu. Bikin baper aja.
Ternyata
kisah2 di FTV2 itu gak bakal ada kalo gak terinspirasi dari dunia nyata. Sudah kubilang,
ini memang mirip drakor yang entahlaaahh...
“Yuk,
dek. Kita turun. Papa sama mama pasti udah nungguin di bawah.”
Seseorang
menyentuh toga di kepalaku, dan aku terhenyak. Ia tersenyum. Ahh, senyum yang
selalu kurindukan.
Beriringan
kami melalui koridor menuju lift. Dalam hati, aku membenak, aku memang suka
kisah cinta macam yang ku-khayalkan tadi. Segala keributan yang berujung
romantis. Tapi agaknya, aku tidak mau itu terjadi padaku, pada kami. Cukuplah
itu menjadi khayalan yang hanya akan menjadi khayalan saja.
***
Jadi,
setelah membaca blogpost ini, kira2 apa tanggapan kamu tentang khayalanku? Aku masih
jadi pengkhayal nomor satu? :p
Tidak ada komentar:
Posting Komentar