Waktu lamaran :) |
Ini H-1 dari tanggal delapan ke-sebelas semenjak ia memintaku untuk menjadi bagian
dari rancangan masa depannya. Dan lebih kurang sebulan lagi mimpi besar itu
akan mewujud nyata. Alhamdulillah. Waktu berputar sedemikian cepat. Rasanya
baru kemarin acara lamarannya digelar. Sekarang sudah hampir mendekati hari H
saja. -,-
Tapi
kadang suka gak sabar juga sih. Wkwkwk. Soalnya bulan Syawal inikan emang lagi
musim nikahan ya. Bolak balik menghandiri undangan pernikahan kawan, kalo lagi
di rumah suara kibotan nikahan sahut menyahut, cemanalah ya kan. Kadang2
terbersit jugak dalam hati, “apa gak silap kemaren itu pas nentukan tanggal
nikahnya? Kok lama kali?” Wkwkwkwkw
Di
postingan kali ini aku mau cerita tentang foto2 sebelum menikah alias prewed.
(Yang sebenarnya sih gak boleh dalam islam). Kalo kata muallim Irhas dulu,
sesuatu yang salah harus tetap kita bilang salah, sekalipun kita belum sanggup
untuk melepaskannya secara keseluruhan. Contohnya musik, atau interaksi dengan
lawan jenis yang intensitasnya sering.
Prewed
ini sebenernya terlaksana karena kita butuh foto bagus buat dipajang di acara
wedding nanti. Kita juga sempat diskusi ringan tentang prewed. Penting nggak ya
kita foto lagi. Sementara kita punya stok foto2 bagus waktu ngetrip2 dulu. Jadilah
kita bongkar2 file lama, dan ketemu jugalah foto2 bagus itu. Namun apa hendak
dikata, aku adalah perempuan yang banyak maunya. -__-
Dari
sekian banyak foto, muka gue polos banget. Ya iyalah yaa.. Secara itu kan foto
pas nge-trip, masak iya gue dandanan dan pakek bulu mata palsu segala. Wkwkwk. Biar
kate view-nya bagus2, angel fotonya bangus2, tapi karena muka gue polos
seada2nya, maka gue pun bilang, “kita kayaknya perlu foto lagi, deh.”
Aku
ini pecinta pantai dan dia penyuka hutan, air terjun dan gunung. Coba tebak,
lantas dimana kita bakal foto prewed?
Yap! Kita mutusin untuk prewed ke tempat kesukaan gue. Dia gak mendebat aku
samsek. Dia menuruti saja kemauanku. (Nanti kamu akan tau seperti apa upah
sabar). Kita prewed ke pantai. Kemaren gue disuruh milih mau pantai yang mana. Ada
beberapa opsi yang ditawarkannya kemaren, kalo gak salah, Pantai Romantis, PantaiCemara Kembar, Pantai Bali Lestari, dan Pantai Mangrove. Dari semua pantai itu
yang paling polos tanpa sentuhan dekor meriah hanya Pantai Mangrove. Masih alami.
Gak terlalu banyak ornamen dan spot foto hasil karya tangan manusia. Dan aku
memilihnya. Aku lebih suka yang alami. Tapi ya ini sih tergantung selera ya. Hehe.
Jadi
pas kesana kita cuman bermodalkan baju couple yang kita beli online dan baju
yang kita beli buat acara lamaran. Saat itu aku gak kepikiran sama sekali buat
prewed pake selayar. Sumfeh. Yang ada di kepalaku hanya foto prewed outdoor. Dan
foto outdoor means baju santai dan make up natural.
Kita
ke Pantai Mangrove udah dua kali dan prewed kemaren adalah kali ketiga. Jadi pas
nyampek sana, kita langsung nyari spot yang sebelumnya belum kita jamah. Kita emang
nyari view pasir dan pepohonan. dan taraaaa... ini dia hasil fotonya. Alhamdulillah,
hasil fotonya bagus2 banget dan sama sekali gak mengecewakan. Sepulang dari
sana, socmed kita dibanjiri foto2 bagus itu dong pastinya. Tapi mungkin banyak
yg gak nyangka kalo itu adalah prewed. Ya kali aja baju kita terlalu santai
kali ya? Wkwkwkwk.
Setelah
foto prewed di Pantai Mangrove, kita kemudian menjalani hari2 kita seperti
biasa. Waktu berlalu, Maret berganti April. April berganti Mei. Mei berganti
Juni. Dan finally, Juni berganti Juli. Kita sama sekali gak kepikiran mau bikin
prewed sesi dua apalagi tiga. Sampai kita ketemu perias pengantin yang jasanya
nanti akan kita pake. Pas ngeliat gaun2nya, aihmak.. ngileeerrr... cantek2
kaleee.. T_T Ku tak kuasa menahan diri dan bilang, “mas, prewed lagi yuks.” T_T
Inilah
upah sabar itu, kawan2. Kemaren, beberapa bulan lalu dia legowo untuk prewed di
tempat kesenanganku walaupun sebenernya di lubuk hatinya yang paling dalam dia
pasti membayangkan betapa indahnya prewed di Hutan Pinus, atau air terjun, atau
bahkan Gunung Sibayak. Tapi karena aku suka banget sama pantai, dia menepikan
itu semua. Sampai di suatu moment, kita diskusi ringan kembali.
“Yaudah,
mau foto prewed dimana lagi adek?”
“Dimana
ya mas? Mas mau dimana?”
Langsung
dia jawab semangat, “Air terjun Sikulikap.”
Aku
agak drama sih pas dengar itu. Karena agak parno-an aja. Kan kata orang2 tuh
ye, udah mau dekat2 hari H jangan lasak2, darah manis. Emang sih kita gak boleh
percaya2 kali, takut jadinya syirik. Tapi ya itulah dia, aku parno-an orangnya.
Karena
dia terus meyakinkan, aku akhirnya berhasil menepikan rasa khawatir dan
keragu2anku. Aku setuju, tapi masih dengan “tapi”.
“Tapi
kita juga foto prewed di masjid ya, mas.”
You
know what? Dia geleng2 kepala. Mungkin dalam hatinya, “ya Allah dek. Mau berapa
banyak rupanya fotonya? Mau berapa biji rupanya yang mau dipajang?” Hahahahhahaha...
Tapi yang terucap dari bibirnya adalah : “yaudah, iya.”
What
a lucky me!
*Intermezzo.
Pernah kita ngobrol soal beruntungnya perempuan yang berjodoh dengan lelaki
bersuku jawa. Dia bilang, “lelaki jawa itu penurut, suka menghindari
perdebatan. Menurut adek gimana?” Ku hanya tersenyum lebar dan berucap, “ayaflu,
mas.”*
Kemaren
dia juga menawarkan pilihan beberapa masjid, Masjid Al-Musannif Cemara, Masjid
Raya Medan, dan Masjid Kuning Al Osmani Labuhan. Awalnya kita kepingin di
Masjid Al-Musannif Cemara. Tapi berhubung Masjid Kuning Al Osmani lebih dekat,
jadi kita mampir dulu. Pas dipandang2, cantik masjidnya. Langsung deh izin sama
BKM-nya. Hehe. Niat awalnya sih, nanti habis dari Masjid Kuning, kita ke masjid
Al-Musannif lagi. Tapi pemirsah, foto2 itu capek rupanya. Karena udah lelah dan
pas lihat hasilnya udah bagus2 banget, kita jadi males ke Al-Musannif. Udah ah,
ini aja. Nanti banyak2 nampak kali congoknya. Wkwkwkwk.
Dan
taraaaa... sampailah kita di hari foto prewed di Air Terjun Sikulikap.
Propertinya
lengkap, gaes. Ada balon bentol2 warna warni, ada pipa asap, ada bunga cantik. Perasaan
pas foto prewed di pantai propertinya yang udah ada aja. Kayak tenda, sofa angin, hammock, payung warna warni, sama si tampan aja. -__- Eh pas ke Sikulikap, kita belanja duluk. wkwkwkwk. :p
Jalur Sikulikap |
Karena
dia sabar, dia dapatkan lebih dari apa yang dia bayangkan. Alhamdulillah. ^_^
Air
Terjun Sikulikap itu tepat berada di bawah Penatapan. Sudah masuk ke wilayah
Kabupaten Karo. Air terjunnya besar, tinggi, cantik banget. Tracking ke bawah
gak jauh. Paling ada dua puluh menitan. Jalurnya gak ekstrim2 banget. Tapi ya
gimana juga tetep harus hati2 ya, gaes. Sebelah kirinya jurang soalnya.
Tapi
ini cocok banget disinggahi. Aksesnya mudah. Dari Medan paling ada satu
setengah jam. Pintu masuknya di tepi jalan. Persis di Penatapan deh pokoknya. Kali2
aja ada yang mau mampir ya kan. Hehe.
Akhirul
kalam, kita jadinya foto prewed di tempat2 yang kita sukai. Di pantai, masjid,
dan air terjun. Fabiayyi ‘alaa irobbikuma tukadzibaan. Sunggu tidak ada satu
pun nikmat yang pantas untuk didustakan. Alhamdulillahirabbil’alamiin.
Kita
menyukai alam, dan alam membuat kita saling menyukai. Aku akhirnya jatuh cinta
pada air terjun, ia juga akhirnya jatuh cinta pada pantai. Dan kedua tempat itu
membuat kami semakin saling jatuh cinta. Semoga semesta menyatukan dalam ikatan
yang dirihoi Tuhan. Insya Allah.
*Intermezzo
(lagi). Hubungi Pangeran Photograpy kalo kamu butuh moment untuk diabadikan,
ya. Hehe.*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar