Selasa, 18 Desember 2012

You Are A Writer


 Hiyaaaatt. Cetar, bag, bug, jeder, dor.

Ups, ada apa ini ribut2? Gag lihat kalo orang2 pada sibuk bertapa ngisiin raport? Berisik amat sih lu! *eh, ngisi raport kok sambil bertapa?

Daku hanya bisa memberi senyum tipis, “ibu-ibu gag tau sih saya lagi hepi sangat.” Hepi? Kok malah kayak orang berantem gitu? Hehehe.. Itu bunyi yang dipaksakan memang.  Efek dari salto di udara dan koprol di atas air. -__-“ huahahaha…

Jadi sodara2, daku sedang dilanda gembira tiada terkira. Soalnya naskah cerpen yang kemaren masuk nominasi lima terbaik telah dinobatkan sebagai juara ter favorit pembaca. Senengnya. Gag sia2 deh usaha buat ngumpulin jempol. 100 jempol yang jadi target tercapai. Bahkan lebih 4 jempol lagi. Senengnya udah gag bisa dirangkai dengan kata2. *lebay lu!* ciyus akunaa!

Jadi, aku mau ngucapin terimakasih lagi buat kawan2 yang sudah bersedia menyumbangkan jempolnya buat naskahku. Makasii banyak, kawan. Tanpa kalian, agaknya daku gag bakal mampu ngumpulin jempol sampe 104. Buat kawan2 di bagian barat Sumatera, tengkyu yaa. Gag nyangka bakal punya rekan yang baek banget kayak kalian. *hug* Buat rekan2 di LPM Dinamika, temen2 di IAIN SU, dan sahabat2 yang entah dari mana2 saja, terimakasih. *terharu* Udahan ahh, perasaan di catatan sebelumnya juga udah ngucapin kalimat2 terimakasih. Aku udah kayak calon Gubernur yang udah menang, deh. Wkwkwk. Jadi kita cukupkan sampai disini saja ya.

Well, selain cerpen solo yang masuk nominasi, ternyata flash fiction-ku juga masuk. Memang sih gag masuk lima terbaik, tapi terpilih menjadi 10 naskah terbaik yang akan dibukukan. Seneng banget kan? Kemaren aku memang ngirim dua naskah untuk diikutsertakan, satu untuk kategori cerpen solo, yang satu lagi untuk flash fiction. Dan keduanya masuk nominasi terbaik. Alhamdulillah. *speechless*

Ini benar-benar berkah yang luar biasa. Tahu tidak? Sebelum ini sudah berapa kali aku mengikutsertakan cerpenku untuk diseleksi buat dimasukin ke dalam buku antologi? Sudah sering banget. Dan gag pernah berhasil membuat juri jatuh cinta akan karyaku. Kemaren aku sempat jenuh dan hampir depresi. “kenapa karyaku gag pernah dilirik juri, Tuhan?”

Tapi ternyata Tuhan sedang memberi aku wadah untuk belajar. Benar banget kata pepatah kalo kegagalan itu adalah keberhasilan yang tertunda. Dari sekian banyak naskah yang kukirim dan ditolak, aku ‘terpaksa’ belajar lebih tekun lagi. Belajar dengan diskusi dengan penulis besar dan membaca karya-karya yang bagus. Dan terus menulis. FYI *for your information* itu terus kugeluti karena aku ingin membuktikan eksistensiku dalam menulis. Aku bertekad harus punya karya yang bisa mengokohkan atau menegaskan kalau aku adalah seorang penulis. Orang2 di dekatku bisa punya buku, kenapa aku tidak? Dan dengan kalimat2 itulah aku mau terus berdarah2 belajar menulis sampai menghasilkan karya yang layak dikonsumsi public. Percaya atau tidak, dalam melakoni suatu hal, apapun itu, kita harus punya alasan melakukannya. Semakin kuat alasan, semakin giat pula kita untuk mendapatkan.

Sekarang, Alhamdulillah, aku mulai bisa menikmati kerja kerasku kemarin dulu. Sudah ada beberapa naskah yang berhasil menarik hati juri. Beberapa kali lolos masuk antologi dan yang terakhir, masuk nominasi 5 terbaik dan 10 terbaik. Mudah2an buku solo segera menyusul. *aamiin..aamiin..*

Eh, tau tidak, kalau sekarang aku buka lagi naskah2 yang kuikutsertakan di seleksi antologi kemaren dulu, aku jelas2 bisa melihat cerpenku itu memang jelek. Serius! Wajar kalau tidak ada juri yang kemarin jatuh hati. Aku saja yang nulis gag selera ngebacanya.

Jadi kesimpulannya adalah, kegagalan yang kemaren dulu itu memang adalah wadah untuk memperbaiki kualitas tulisanku. Jika tidak ada kegagalan, maka mungkin aku tidak punya tolak ukur untuk melihat peningkatan kualitas tulisanku. Alhamdulillah, sekarang aku mulai bisa melihat tulisan yang berkualitas dan bisa melihat naskah seperti apa yang bernyawa dan yang tidak. Bukan sok paten, cuma memang mulai terasa.

Mudah2an catatan ini bisa jadi motivasi untuk kawan2 yang ingin menunjukkan kemampuannya dalam menulis. Setelah ini, kita bisa keroyokan ngirim naskah untuk seleksi antologi. Jadi kita kasi liat ke dunia kalo contributor buku itu dari kalangan kita semua. :D Terus, satu persatu kita mulai ngerjain proyek buku solo, dan mudah2an kita bisa menggaet hati penerbit besar. *aamiin..aamiin..ya rabbal alamiin.* Karena, you are a writer. ^o^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar