Selasa, 20 Agustus 2013

Medan : Kenalilah Dengan Hati Agar Kau Tetap 'Bernyawa' ^_^

Medan. Tanah Deli yang justru lebih dikenal dengan asalnya orang batak yang tingal di pulau Jawa. Ini kotaku. Kota yang hanya akan mampu membuatmu ‘bernyawa’ jika kamu benar-benar mengenalnya dengan hati. Gak percaya? Hmm, kamu boleh baca kaos-kaos yang suka dipake orang  Medan. Salah satunya gini, “Ini Medan, Bung!” Atau, “Aku dari Medan, Kau mau apa?!” di lain kaos ada juga yang bunyinya begini, “Orang Medan ini, gak senang?!”

Serem ya? hehehe. Makanya aku bilang, jika kamu pendatang, atau melancong, atau hanya sekedar singgah, kenalilah kota tercintaku ini dengan hati, agar kamu bisa benar-benar menikmati perjalanan kamu. :)

Medan tidak sekeras dan sekejam yang kamu fikir, kok. Kota ini jauh lebih ramah, dan tentu tidak ‘sekejam’ ibu kota.’ Soalnya, khawatir banyak yang takut ke Medan karena perangai warga Medan yang dikenal keras. Padahal itu hanya logat saja. Kuberi tahu satu rahasia kecil, orang batak itu, yang notabenenya berasal dari Medan, jangankan saat sedang marah, saat sedang tersenyum dan beramah tamah pun, akan terlihat sangar. Tapi, jangan ragukan ketulusannya. Ia bahkan rela mati demi kawannya sendiri. Boleh cek di lagu yang judulnya ‘Anak Medan’ deh. Lagu yang menggambarkan seperti apa Medan dan karakter warganya. ^_^

Kota ini juga terkenal dengan kendaraan khasnya. Yap, betor alias becak bermotor. Nah, kalau ini, selain unik juga punya semacam anekdot yang akrab di telinga. ‘Abang Becak Motor, hanya ia dan Tuhan yang tahu kapan ia mau belok.’ Makanya, setiap pengemudi pasti punya kisah sendiri dengan becak motor. Hehehe.

Nah, kalau kamu berkunjung ke kota ini, aku bakal ajak kamu jalan-jalan keliling kota menggunakan betor. Dijamin, sensenya akan terasa beda. Dan jangan ngaku pernah ke Medan kalau belum nyicipin naik betor. :D
Terus, ada beberapa destinasi yang akan kita tuju, tentu masih menggunakan betor sebagai alat transportasi. Yuk, kita intip dulu satu per satu.
  • Masjid Raya Al Mashun Medan
Masjid ini adalah salah satu ikon kota Medan. Kalau nggak kemari, rasanya juga kayak belum sampe ke Medan deh. Masjid ini dibangun Sultan Ma’mum Al Rasyid Perkasa Alam sebagai pemimpin Kesultanan Deli. Gaya arsitekturnya bercorak bangunan campuran Maroko, Eropa dan Melayu dan Timur Tengah. Sedangkan kubah mesjid mengikuti model Turki. Masjid ini juga adalah masjid tertua yang ada di kota Medan. Jadi sayang kan kalau tidak dikunjungi?




  • Istana Maimoon
Tidak jauh dari Masjid Raya Al Mashun, istana Maimoon tampak kemilau dengan kuningnya. Istana ini adalah istananya Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah, sultan Deli. Istana maimoon menyimpan kekentalan budaya melayu di dalamnya. Di dalam, kita juga bisa mengenakan pakaian melayu yang disediakan dengan harga sewa yang tidak begitu mahal. Pokoknya bisa ngerasain jadi bagian dari kesultanan melayu deh. Jadi, aku akan bawa kamu kemari juga. :)

  • Rujak Kolam

Lelah berjalan-jalan mencicipi hidangan mata, sekarang saatnya menikmati hidangan lidah. Dan inilah rujak kolam.  Masih berada di tak jauh dari Istana Maimoon dan Masjid Al Mashun, gerai-gerai kecil yang menjajakan rujak kolam berjajar rapi. Kita tinggal pilih mau duduk dan pesan di gerai yang mana. Yang pasti, kesemua gerai itu menyediakan menu spesial yang sama : rujak kolam.

Kenapa harus kamu cicipi? Karena rasanya yang maknyus akan  menggoyang lidah kamu dengan nikmat dan peluh yang dijamin bercucuran karena pedasnya yang wow! Bumbunya yang renyah dan terasa pas hasil dari racikan terasi medan dan asam jawa, juga cabe rawit. Selain itu bumbu rujak ini juga menggunakan pisang batu atau pisang kelutuk yang diiris kasar pada bumbu, plus kacang tanah goreng yang digiling kasar. Terakhir, rujak pun disajikan dengan piring yang dialasi daun pisang. Hmm… sambil nulis jadi ngiler, nih. Hehehe.

  • Merdeka Walk & Gedung Lonsum

Nah, destinasi terakhir kita adalah Merdeka Walk dan Gedung Lonsum. Terletak persis di jantungnya Kota Medan. Mudah dijangkau dengan transportasi apapun. Tapi kita tetap akan menggunakan betor dong. J
Di Merdeka Walk tersaji beragam foodcourt dan gerai-gerai yang menyediakan souvenir. Disini juga kamu bisa beli kaos dengan bacaan yang bikin orang lain bergidik. Hehehe. Merdeka Walk ini juga adalah tempat nongkrongnya kawula muda Medan. Kalau mau di mirip-miripin sih, Merdeka Walk-nya Medan itu beti *beda tipis* lah sama Malioboro-nya Jogja.

Terus, Gedung Lonsum. Cuma beberapa ratus meter dari Merdeka Walk. Tatanannya persis zaman Belanda. Apalagi kalau malam hari. Cocok buat para penggemar fotografi atau buat yang cuma doyan jadi modelnya. Dijamin hasil fotonya bakal bagus.

Nah, itu dia beberapa tempat yang bakal kamu sambangi kalau berkunjung ke kotaku. Aku memang bukan guide bersertifikat, tapi paling tidak, kamu akan menjejak di titik-titik yang memang harus kamu kunjungi kalau kaki kamu nyampe ke Medan. Dan, semoga, kamu bisa mengenali kota ini dengan hati, biar waktu pulang, kamu masih ‘bernyawa.’ Hahaha.
Well, kutunggu jejakmu disini. ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar