Bismillahirahmanirrahim..
Sudah
lama gak nge-blog rasanya gimanaaa gitu. Beneran. Makanya sekarang, di
sela-sela jadwal yang agak ruwet, aku menyempatkan jemari menari demi hobi
blogging yang ecek-eceknya tak pernah padam. *eeaakk.
Jadi
setelah sekian lama ini, pasti rada-rada bertanya-tanya kenapa aku gak nge-blog
lagi. *eh, perasaan ada yang nanya si lita ini lah* Oke, oke, klarifikasi, aku
yang bertanya-tanya sendiri. Kenapa ngerjain naskah yang deadline-nya mepet,
selalu berusaha menyempatkan diri, sementara hobi blogging ini terabaikan. Padahal
disini, tulisan cakar ayam ini bisa dinikmati siapa saja. Sementara kalo naskah
yang udah terbit itu kan bacanya kudu beli bukunya dulu tuh. Nah, atas dasar
ingin membagi corat coret, aku berniat gak bakal melepas hobi blogging. *doakan
saya. :D kayak mau pemilu gitu.
Well,
kali ini aku ingin membagi sepetik ilmu yang kemaren kudapat secara tidak
sengaja dalam perjalanan pulang dari Desa Baru menuju Medan sehabis berdakwah,
membagi ilmu dengan bocah-bocah disana. Yup, perjalanan yang memakan waktu
paling tidak satu jam itu alhamdulillah terisi dengan kalimat-kalimat penuh
manfaat. Memperluas cara pandang. Minimal buatku yang masih ‘bodoh’ ini.
“Tadi
abang ngapal tiga hadis loh,” ujarnya sambil mengendarai motor.
“Oya?
Hadis apa aja, bang?” tanyaku antusias.
Dia
kemudian mulai membacakan ketiga hadis yang dihafalnya itu. Mengajarkan maknanya.
Pelan-pelan, sampai aku paham. Maaf saja, dalam kondisi berkendara dan
mengenakan helm di jalan raya membuat pendengaran sedikit terganggu saking
bisingnya.
Ada
satu hadis yang saat itu menarik perhatianku. Aku lupa bagaimana persisnya
redaksinya. Sudah usaha searching juga gak ketemu. Tapi maknanya itu lebih
kurang begini, bencana akan tetap datang pada suatu golongan yang diantara
golongan tersebut ada sebagaian yang taat beribadah, selagi yang taat beribadah
itu tidak mencegah kemungkaran yang diciptakan sebagian yang lain. Si ahli
ibadah tadi sibuk beribadah untuk dirinya sendiri hingga secara tidak sadar
mengabaikan sebagian lagi yang malah sibuk berbuat mungkar. Nah, di dalam hadis
tersebut, bukan hanya yang berbuat mungkar yang akan didatangkan bencana
atasnya, tapi juga buat si ahli ibadah.
“Kita
ini, ummat yang berdakwah, bukan beribadah,” jelasnya. “Bayangkan saja dulu,
para sahabat yang ada waktu haji wada’ hanya beribadah untuk dirinya sendiri,
tidak menyebar syiar ke seluruh penjuru dunia, mana mungkin islam nyampek sini.”
“Kita
itu ummat terbaik, tahu kenapa? Kita ada dalam Al-Quran. Dalam Surat Al-Imran ayat 110. Artinya, Kamu adalah umat yang terbaik yang
dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang
munkar, dan beriman kepada Allah. Nah, disitu udah jelas, kita disuruh
berdakwah.”
“Gak
ada alasan masih ngerasa belum cukup ilmunya. Masih harus belajar lagi dulu,
ngaji lagi dulu, baru bisa dakwah. Loh? Sekolah di sekolah agama, ngampus di
IAIN bertahun-tahun masa gak ada isinya sama sekali? Itu abang rasa bukan
alasan yang logis.”
Kemudian
aku ngacung, mo nanya. Sampe lupa kalo ini bukan materi di forum resmi. *biar
gak jenuh klen bacanya. :p ngelees*
“Tapi
kan di Al-Quran juga ada perintah jagalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka. Kan berarti disuruh memperbaiki diri
dulu bang? Ngaji dulu?”
Saat membagi ilmu dengan adik-adik kecil di Desa Baru |
“Iya.
Tapi kan ilmu yang kita bagi itu gak bikin kita jadi gak memperbaiki diri. Iya
gak? *setelah diingat-ingat, abang ini suka kali dengan kata ‘iya gak’. Hehe. Gak
penting yak? :p* Kita, ummat akhir zaman ini imannya itu bukan naik turun, tapi
ilang timbul. Nah, saat dakwah itulah kita bisa men-charge keimanan kita. Kalau
cuma belajar-belajar aja, percayalah, nonsens itu. Kita butuh wadah untuk
membagi ilmu kita. Contohnya nih, kita tahu jelas hadis tentang larangan makan
dan minum sambil berdiri. Tapi dibuat juga. Kenapa itu? Karena kita gak
men-syiar-kan. Jadi intinya, tetap ngaji, tapi jangan lupakan dakwah.”
“Kan
kata rasul, sampaikanlah walau……..”
“Satu
ayat,” sambungku yang memang ditunggunya untuk menyelesaikan hadis itu. Udah kayak
di forum yang isinya anak kecil ya? diceramahin gitu sama ustadnya. :p
Nah,
jadi dari obrolan itu, aku memetik banyak banget ilmu. Seperti yang kubilang di
awal tadi, aku ini masih ‘bodoh’. Butuh banyak ilmu. Tapi semoga cukup cerdas
untuk meyaring informasi-informasi yang kuterima.
Obrolan
ini bermanfaat banget buat memperluas cara pandang. Aku jadi semakin semangat
buat dakwah. Dan tentu makin menggebu buat ngaji.
Akhirul
paragraf, semoga tulisan ini bermanfaat untuk memecut semangat kita buat
belajar, dan membagi ilmu, ngaji dan dakwah. Semoga tulisan ini tak sekedar
menjadi pajangan di rumah maya saya, tapi juga dibaca oleh kita, ummat yang
berdakwah. Salam. ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar