Bertahun-tahun memadu kasih, bermesraan hingga larut malam, saling mencintai dan saling membutuhkan. lebih kurang lima tahun kita menjalin hubungan, Tem. Dan itu bukan waktu yang singkat. Kita sudah melalui banyak aral melintang, kita sudah menikmati banyak senyum kebahagiaan bersama. Berdua. Lihat Tem, sudah berapa banyak naskah-naskah yang lahir dari kita berdua? dan ingatkah ketika kita lembur berhari-hari untuk menyelesaikan skripsi-ku? Lantas berkejaran dengan deadline untuk menyelesaikan tugas penulisan berita? Kemudian jam-jam yang kita habiskan untuk menyusun puluhan makalah, tugas kuliah, curhatan, atau sekedar ketikan-ketikan iseng? Terlalu banyak kenangan yang harus kusimpan rapi di ingatan. Kamu terlalu indah untuk sekedar kutumpuk di ruang arsip otakku. Percayalah, Tem, saat-saat bersamamu adalah quality time. Bersamamu, beragam cerpen kita ciptakan. Bahkan draft novel kita, Tem, selesai saat aku masih bersamamu.
Aku tidak menginginkan perpisahan ini, kau harus tahu. Jarak yang sempat memisahkan kita, tak sedikitpun membuat cintaku luruh. Aku mengerti, mereka juga membutuhkanmu, meski sekedar untuk main game saja. Yang aku tak paham, saat cinta kita semakin besar, kenapa kita justru harus terpisah? Huuaaaahhh... Aku benar-benar tak rela menyaksikan kamu yang sudah terkulai lemah di ruang kerja Arif, adikku. sudha menjadi partikel-partikel kecil. Yaah katanya sih mau diperbaiki, tapi kelihatannya, penyakit yang bersemayam di tubuhmu sudah kelewat parah, Tem. Arif, doktermu sudah tak mampu lagi menyelamatkan nyawamu. Bahkan semua data yang pernah kita selesaikan bersama. Semua raib seketika. Aku terpukul dengan kepergianmu, Tem. Sangat. Tapi aku tahu, aku tak mungkin terus meratap. Kamu juga pasti mau aku move on, kan? Kamu juga mau aku terus berkarya kan? Iya, Tem. Aku sudah move on, kok. :")
Well, Tem, kenalkan, partner baruku, Pinky. Body-nya sexy, warnanya elegan, dan kata mbak-mbak sales yang jual, si Pinky ini tahan banting. Semoga fisiknya lebih kuat dan lebih tangguh dari kamu ya, Tem. Tapi jangan khawatir, seperti apapun hubunganku dengan Pinky, aku gak bakal pernah lupa sama kamu. 30 Buku antologi plus satu skripsi menjadi bukti konkret cinta kita. Jadi takkan pernah posisimu di hatku digantikan.
Sekarang, perjalananku dengan Pinky dimulai. Ditandai dengan di postingnya blogpost ini, kami resmi menjadi partner yang insya Allah akan menghasilkan karya-karya bermanfaat. Selamat datang di hatiku, Pinky. Semoga kita bisa sejalan, searah, sehati, dan serasi. aku menyimpan banyak harap padamu, Pink. Salah satunya, kita harus bisa menyelesaikan draft novel yang tak selesai kukerjakan bersama Item. Agar Item tenang disana, kita harus menyelesaikan pekerjaannya yang tertunda.
So, RIP, Tem. Welcome home, Pinky. :)
Postingannya bagus (y) mampir + komentar balik ya kak di blog aku http://ekienglandmuse.blogspot.com/
BalasHapus