Bismillahirahmanirrahim
Hola,
lama tak menyapa.. Apa kabar kamu tanpa tulisanku? Sehaaat?? Haha.. Semoga tak
sepi se-sepi hati para jomblo yaakk..
*baper*
Jadi
ceritanya dari tanggal 27 – 29 Agustus 2015 kemarin di Lapangan Merdeka Medan,
telah diselenggarakan sebuah acara spektakuler suku karo bertajuk “Festival
Budaya Karo 2015” oleh HMKI (Himpunan Masyarakat Karo Indonesia). Acara yang
berlangsung selama 3 hari itu dimeriahkan dengan stand-stand makanan dan stand
kerajinan khas karo.
Lampu yang terang banget di belakang itu panggungnya. |
Di
sediakan pula panggung megah tempat para penyanyi dan penari menghibur
pengunjung. Kebetulan pas aku datang di hari kedua, artis yang diundang tu Anta
Prima Ginting, dan Santa Hoki Br. Ginting. Aku emang gak hapal lagu-lagu mereka
sih. Tapi special Anta Prima, aku punya beberapa mp3 yang ku copy dari hp
mama-ku. Dan lagunya asik-asik sih. Jadi suka aja. Jadi pas MC nya bilang ada
Anta Prima, langsung aja aku ngeloyor ke depan panggung dan duduk meleseh di
rumput kayak penonton yang lain. Hahaha. Berasa gembel kali, tapi seru. :D
Selfie bareng pengisi acara |
Anyway,
mungkin ada yang bertanya-tanya, kok bisa sih aku segitunya sama budaya Karo?
Kan marga yang terpampang diujung namaku itu Siregar, marga dari suku
mandailing. Hehe.. sok di-kepo-in. wkwkwk.. Gapapa, ini kan rumahku, suka-suka
dong mau nulis apa aja. *Dilempar sepatu*
Jadi,
sebenarnya aku adalah gadis mandailing yang dilahirkan di tanah karo simalem.
Ayah-ku seorang pria tampan bersuku mandailing ditempatkan di Kabupaten Karo
setelah dia lulus PNS. Disanalah ia bertemu dengan wanita cantik berdarah karo
beru Ginting yang sekarang menjadi ibuku. Mereka saling jatuh cinta, menikah,
dan melahirkan aku, masih di kota kecil yang sejuk, Kabanjahe.
Well,
tanah karo adalah kuta kemulihen alias kampung halaman untukku yang ber-marga
Siregar ini. Meski menetap di Kabanjahe hanya sampai tamat SD, tapi rasanya
rindu itu selalu ada dan selalu lekat. Makanya pas baca di instagram ada
Festival Budaya Karo sejak sebulan yang lalu, aku langsung nandain di kalender
Hp. Aku harus datang. Padahal kondisinya sekarang, gak ada sebiji pun lagi
temenku yang ber-suku karo. Masih belum tahu mau pergi sama siapa, yang penting
datang. Haha. Ini bukti aku rindu serindu-rindunya sama tanah Karo.
![]() |
Pengumpulan Tanda Tangan Tribute To Sinabung |
Terus
kemaren, pas masih nyampe parkiran dan aku dengar suara gendang salih karo dari
kejauhan, jantungku berdegup cepat. Rasanya mirip-mirip mau ketemu gebetan yang
udah nyiksa pake rindu berkarat. Beneran! Gak bias disangkal lagi, kampung
halaman memang selalu dirindukan. Tedeh kel ateku kena, kuta kemulihen. :”)

Eh,
aku pernah denger, katanya cowok2 karo itu romantic loh. Wkwkwkwk. Sayangnya
gak pernah naksir, gak pernah deket, apalagi punya pacar kalak karo. Wkwkwk. :v
Jadikan Sinabung Bencana Nasional.. !!! |
Jadi
kemaren, pas di lapmer, denger suara gendang salihnya tuh, kaki sama tangan
udah gatel banget pengen nari. Hahha. Sayang, gak ada temennya. Jadi yaudah, di
tahan-tahan ajalah. Pokoknya kemeriahan festival kemaren cukup buat nutupin
rindu yang menganga. Cukup menepikan kangennya sama suara music di Bus Sutra.
Dan menepikan rindu sama gendang guro guro aron kerja tahun (pesta tahunan)
yang diadakan pas 17 Agustus lalu di Kecamatan Juhar. Soalnya kemaren gak bisa
datang. Biasalah.. tugas Negara gak bisa ditinggal. Wkwkwk.
Di
penghujung tulisanku ini, aku kepingin ngucapin makasih banget buat yang sudah
berinisiatif bikin acara pengobat rindu ini. Semoga bias diadakan tiap tahun
ya. Jadi kita-kita kalak karo yang menetap di Medan bisa tetap lepas kangen
sama music dan budaya karo secara langsung.
^_^
Mejuah-juah!
Segera pulih, Sinabung. Rindu menyentuh puncakmu lagi. |
asik ya acara beginian, sayangnya tempatnya jauh banget....kalo deket pasti aku datang juga :)
BalasHapusKali aja di kota mbak ada acara yg lebih seru dari ini. Mari di share, mbak.. :)
Hapus