Sabtu, 13 Mei 2017

BALADA MAHASISWA SEMESTER TUA PART II



Wisuda Lagii.. Alhamdulillaaaahhh.. :D
Sumringah beut muka gue :D
 Finally, setelah berjarak sekitar tiga bulanan dengan ‘Balada Mahasiswa Semester TuaPart I’ akhirnya bisa kembali nulis yang part II. Dan itu artinya, sodara-sodaraaaaaa... saya sudah wisudaaaa... Alhamdulillah.. Duh, Gustiii... akhirnya perjuangan itu sampai di ujungnya. Akhirnya segala peluh, lelah, darah (halah) bertukar dengan air mata bahagia. Perjalanan panjang dalam pendidikan pascasarjana yang penuh semak belukar dan semak berduri itu akhirnya terlewati dengan anggun dan berkelas. Wisuda lagi adek, bang! :D

Kemarin, di part I, aku masih cerita tentang suka duka di seminar hasil ya? Sekarang aku bakal cerita sedikit tentang sidang tertutup yang kuhadapi berjarak seminggu dari seminar hasil. Bukan karena menarik2 banget, hanya saja kalo gak ditulis, takut lupa. Dan kalo udah lupa rasanya sayang banget moment bahagia gak diabadikan.
Gak di pantai, gak di gedung, pose-nya selalu sama. wkwkwk

Iya, sidang tertutup kemaren gak pake air mata. Hehe. Soalnya kemaren minim sekali perbaikan. Alhamdulillah. Dan mungkin karena ada kamu. (Ciiieee...)

#Sitante Semoga ntar jadi dosennya barengan. :)
Jadi ceritanya di sidang tertutup itu kita menghadapi dua orang dosen pembimbing, dan tiga orang penguji. Ketiganya mengajukan pertanyaan2 yang mereka ingin tanyakan. Ternyata, selain menanyakan tentang isi tesis kita, mereka juga banyak bertanya tentang keseharian dan aktivitas kita. Karena kemaren yang sidang kebetulan berdua doang sama Ria, dan kebetulan sama2 pendidik yang S1-nya bukan pendidikan, jadi mereka kepo banget. Kok bisa kebetulan banget gitu. Hahaha. Kayak jodoh gitu ya. Haha


Kalo persepsi orang2 sidang tertutup itu menyeramkan, buatku itu salah. Yang paling menyeramkan, menegangkan, dan menguras emosi adalah seminar hasil. Umumnya, penguji dan pembimbing akan maklum saja jika pada seminar kolokium kita masih gagap dan banyak revisi. Sementara di sidang tertutup, kita Cuma diajakin ngobrol2 ringan tentang tesis yang kita susun. Tapi kalo seminar hasil, gaes, syusyeeeeehhh. Seminar hasil adalah penentuan apakah tesis kita layak atau tidak. Diterima atau tidak. Pantas atau tidak. Dan bukan hal baru jika pada seminar hasil, ada tesis yang ditolak dan dibatalkan. Horror gak tuh? -_-
Kerumunan Wisudawan Pascasarjana. Bisa temukan aku yang mana? :D

Wisuda barengan sama bu kajur dan pak kajur
Alhamdulillah kemarin aku dan Ria berhasil melewati seminar hasil dan sidang tertutup kami dengan baik. Kita bisa jawab pertanyaan-pertanyaan penguji dengan baik, dan alhamdulillah kita hanya butuh sedikit sekali revisi untuk sidang tertutup. Yaiyalah yaaa.. secara bimbingannya sampek sepuluh kali sama Pak Muis. Hahahahahaa.

Tapi, selain itu semua, yang bikin aku ngerasa sangat2 hepi adalah, karena ada yang bikin hepi. Ciiieee.. hahhahaa. Jadi kemaren karena udah pengalaman pas seminar hasil, pake gengsi2an segala, pas sidang tertutup kita langsung bikin kesepakatan dengan segala hal yang berkaitan dengan hal itu. Pokoknya selama sidang jadi berasa hepi. Hihihii.



Singkat cerita, gengs, kemarin, tepatnya hari Kamis, 10 Mei 2017 daku resmi di-wisuda, dan resmi punya gelar baru. Alhamdulillahirabbil’alamin. Ternyata, euforia yang ada, lebih semarak dari waktu wisuda S1 dulu. Kenapa ya? Mungkin karena suasana baru kali ya? Kemarin kan wisudanya di Aula kampus, ini di Selecta. Kemarin kan wisuda S1, ini S2. Kemarin kan hanya didampingi orang tua, ini didampingi ...... (ciiieeeee....) ahahahahahaha. Jangan terlalu serius. Nanti kamu khilaf. :p
Part of me. Minus Arif yang gabisa datang. :(



Ini bakal jadi cerita yang bakal sering dikenang-kenang. Jadi ceritanya untuk wisudawan hanya ada tiga undangan. Satu buat wisudawan sendiri, yang dua lagi buat pendamping. Kita (aku dan Ria) udah sempat tanya2 ada undangan yang diperjual belikan atau nggak. Karena (ehemm) kita kepingin ngundang seseorang selain ornag tua. Sayangnya pihak kampus bilang gak ada karena jumlah wisudawan tahun ini membludak.
Brother Sister's Goals. Jangan bilang gak mirip, plis. hahahaa

Dan disinilah kisah itu dimulai. Seseorang yang tidak ingin disebutkan namanya berjuang dengan sekuat tenaga untuk bisa berada di sebelah seorang wisudawan yang ia sayang. (Ciiieee)

Perjuangan dimulai dari bolos kerja, kudu kucing2an sama Bos, sampai berusaha masuk ke gedung tanpa undangan. Mulai dari masuk dari lobby utama, lift belakang, sampai bolak balik pake tangga darurat. Finally, setelah berpeluh2, dia kini berada di latai V Selecta Convention Hall. Hanya dengan ransel yang ngegantung di leher, dan ransel di punggung. Tanpa bouquet.

Si wisudawan langsung menyusul lelaki itu ke pintu darurat, khawatir dia kebingungan nyari2, soalnya wisudawan yang akan diwisuda hari itu sekitar seribuan lebih. And then, setelah mereka ketemu, si wisudawan kecewa. Berusaha menutupi kekecewaan, ia akhirnya bersikap biasa2 saja. Sesi wisuda, foto, dan foto lagi selesai. Semua berjalan baik sampai suatu ketika .....

“Aku pulang duluan ya...”

Deg!

Si wisudawan terkejut. Ia yang sedang kebingungan mencari2 orang tuanya, dan dipenuhi rasa takut luar biasa karena tiba2 mereka tidak bisa dihubungi, shock. Satu kesalahan besar ia lakukan dengan berucap : 

“Yaudah, pulang aja sana!”

Ini udah kayak sinetron, gaes. Persis sinetron. Atau biar agak keren sikit, anggaplah ini drama korea. :v

Aku nggak tau apa yang terjadi kemudian. Hanya saja, karena aku adalah seorang pengkhayal yang baik, ini yang ada dalam hayalanku.

Si lelaki pergi, karena tersinggung dengan ucapan si wisudawan. Tapi kemudian si wisudawan menyesal. Ia menghubungi si lelaki begitu ia bertemu dengan orang tuanya, persis ketika si lekaki sudah hampir berlalu dari kawasan Selecta. Ia menerima panggilan si wisudawan dan kemudian kembali. Dengan dada yang sesak. Dengan kemarahan yang bertumpuk. Kekecewaan yang menggunung. Tapi ia kembali dengan sebuah bouquet bunga besar, dan senyum sumringah. Di hadapan kedua orang tua si wisudawan, ia menyerahkan bouquet itu dengan debar.

Kalo menurutmu, gimana perasaan si wisudawan? Ya, aku berpikiran sama. Sontak segala kesal yang tadi sudah memburu di dadanya bertukar senyum. Lelaki-nya kembali. Dengan bouquet pula. Beruntung banget ya si wisudawan itu. Bikin baper aja.

Ternyata kisah2 di FTV2 itu gak bakal ada kalo gak terinspirasi dari dunia nyata. Sudah kubilang, ini memang mirip drakor yang entahlaaahh...

“Yuk, dek. Kita turun. Papa sama mama pasti udah nungguin di bawah.”

Seseorang menyentuh toga di kepalaku, dan aku terhenyak. Ia tersenyum. Ahh, senyum yang selalu kurindukan.

Beriringan kami melalui koridor menuju lift. Dalam hati, aku membenak, aku memang suka kisah cinta macam yang ku-khayalkan tadi. Segala keributan yang berujung romantis. Tapi agaknya, aku tidak mau itu terjadi padaku, pada kami. Cukuplah itu menjadi khayalan yang hanya akan menjadi khayalan saja.

***

Jadi, setelah membaca blogpost ini, kira2 apa tanggapan kamu tentang khayalanku? Aku masih jadi pengkhayal nomor satu? :p

Tidak ada komentar:

Posting Komentar