Hal
yang paling bikin miris sampai bikin nangis, oknum-oknum yang sudah jadi
penghuni hotel prodeo itu nyaris semua pakai peci, pakai identitas sebagai
seorang muslim. Haduh, semakin rumit saja nih. Selain merugikan negara, juga
mencemarkan nama baik agama. Gawat!
Jelas banget di dalam Al-Quran perintah untuk
menjauhi perbuatan yang mengambil hak orang lain. Seperti firman Allah dalam Surat
Al-Baqoroh ayat 188 yang artinya,
"Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian
yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan)
harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta
benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, Padahal kamu mengetahui.
Tuh, jelas banget kan?
Untuk lebih memperjelas, Nabi Muhammad SAW juga menerangkan dalam sebuah hadis.
Bunyinya begini,
“Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah SAW
melaknat penyuap dan yang diberi suap dalam urusan hukum.” (H.R. Ahmad
dan Imam yang empat dan dihasankan oleh Turmidji dan dishahihkan oleh Ibnu
Hibban)
Kita
semua pasti tahu-lah kalau korupsi itu dilarang, dibenci Allah. Tapi kok
kasusnya masih ada saja ya? Barangkali, upaya pencegahan kita belum maksimal.
Yah,
ternyata upaya kita yang menjauhi korupsi, kayaknya masih kurang nendang deh. Buktinya,
kadar korupsi negara kita masih saja gak turun-turun. Apanya yang salah ya?
Hmm, berarti, kita harus lebih ekstrim nih menentang korupsi. Bukan cuma korupsi
uang negara. Tapi juga korupsi waktu. What? Korupsi waktu?
Ya
iyalah, setelah semakin banyaknya inspeksi dadakan yang dilakukan beberapa
pejabat berwenang yang ‘peduli’, ternyata banyak aparatur negara kita yang
korupsi waktu. Libur dewe, dan terlambat masuk kerja. Ujung-ujungnya merugikan
masyarakat. Emang sih, kalau dilihat sekilas, yang dirugikan cuma waktu
masyarakat sekitar satu dua jam saja. Tapi coba telaah lebih jauh. Gini deh,
biar gampang, dicontohin aja.
Misalkan,
anak Pak Budi sakit, jadi harus diantar ke puskesmas. Pak Budi ini seorang
satpam di suatu perusahaan swasta. Setiap kali terlambat, maka gajinya akan
dipotong. Jadi, dengan segala upaya, Pak Budi mengantar anaknya ke puskesmas pagi-pagi,
jam delapan tepat. Berharap anaknya dapat nomer antrian pertama. Namun, apa
daya, saat ia dan anaknya tiba, puskesmas masih sepi. Tak ada suster apalagi
dokter. Mau tak mau Pak Budi menunggu. Dan baru ketika jam menunjukkan pukul sembilan
lebih, satu-satu petugas yang berjaga di puskesmas bermunculan. Walhasil, kejadian
ini merugikan Pak Budi yang gajinya dipotong karena terlambat masuk kerja. Yah,
kita sama-sama tahu peraturan perusahaan swasta itu ketat sekali terhadap
pegawainya.
Itulah
potret korupsi waktu. Bukan hanya di puskesmas. Di kantor-kantor pemerintahan dan
pelayanan masyarakat apa saja, kejadian serupa kerap terjadi. Sangat
disayangkan, bukan? Kita bisa saja memaki-maki para koruptor uang negara itu
semau kita, tapi, apakah kita sudah bersih korupsi? Jika sudah terlalu akrab
dengan korupsi waktu, jangan-jangan kalau ada kesempatan kita ingin pula
berkenalan dengan korupsi yang lain. Astaghfirullahaladzim.
Jadi,
ayo, kita basmi korupsi waktu yang bisa saja sudah mendarah daging ini. Kita singkirkan
rasa malas masuk kerja on time. Kita buktikan, kalau kita muslim yang
berkualitas. Hmm, dengan tidak pernah korupsi waktu sholat juga bisa. Ini akan
melatih kita untuk lebih menghargai waktu. Waktu kita sendiri dan waktu orang
lain.
Mari
kita perbaiki bersama akhlak dan moral kita. bangun kembali citra positif untuk
negeri ini dengan belajar bersih. Bersih dari korupsi, apapun itu bentuknya.
Ingat, semua gagasan ini takkan berarti jika kita tidak memulainya dari diri
sendiri. Ayo, semangat berubah, semangat memperbaiki bersama. []
Jangan lupa kunjungi Media
Muslim Terbaik www.muslimedianews.com untuk mendapatkan informasi terbaru akan dunia islam.
*) Diikutsertakan dalam kontes menulis yang diselenggarakan oleh Kontes Blog Muslim
*) Diikutsertakan dalam kontes menulis yang diselenggarakan oleh Kontes Blog Muslim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar