Semoga
saja bawaan hamil yang bikin makin cinta sama suami ini adalah hal yang lumrah.
Cius deh ya, kalo ada yang malah pas hamil jijay banget ngeliat suami, atau gak
suka sama aroma badan suami, itu bertentangan banget sama aku yang justru
pengen nemplok mulu. Sampek karena nge-fans-nya, aku nulis blogpost ini udah
sampek bagian ketiga. Hihihi..
Baca
sebelumya disini yaa...
Jadi
pasca ditembak sekaligus dilamarnya aku saat itu sama blio, hari-hari semakin
cerah, makin kinclong, merona, dan sebagainya. Hahaha. Namanya juga orang lagi
kasmaran ya, dunia serasa milik berdua, yang lain nyewa. Wkwk. Aku menjalani
hari-hari makin semangat. Termasuk ngerjain tesis. Harus berjuang biar selesai
karena gak mungkin nikah kalo studi belum tuntas. Apa kata dunia?
Jadi
saat itu adalah masa aku mulai menggarap proposal. Rajin ke kampus buat
bimbingan. Dan mau nggak mau, kalo kita jalan, aku pasti bawa ransel berisi
laptop dan bahan tesis buat nyambi ngerjain. Sampek suatu ketika, dia sama
sekali gak kugubris saking seriusnya ngetik. Soalnya kejar target, kan harus
revisi sebelum bimbingan lanjutan. Jadilah dia cuman tepelongo ngeliatin aku.
Mau bantu gak ada yang bisa dibantu. Mau pulang, gak mungkin. Kalo ingat-ingat
itu, kasian awak. Hahahaha.
Alhamdulillah,
segala perjuangan kita, ya, aku dan blio (kalo gak disemangati aku gak bakal
termotivasi buat ngerjain) berbuah manis. Akhirnya aku seminar hasil dan
wisuda. Alhamdulillah yaa.. Sesuatu.. Wisuda pasca sarjana adalah moment
terbaik di tahun 2017. Gak terbilang lagi gimana lelahnya, berpeluh, ber-air
mata, sampek sesak napas untuk menyelesaikan studi pasca sarjana ini ya Allah.
Bukan kacang-kacang perjuangan nii. Syukur tiada banding lah pokoknya pas
akhirnya bisa dapat gelar Magister Manajemen. Bangga kalii, wak. Si babang pun
jugak. Cerita tentang wisuda dan segala perjuangannya ini pernah kutulis disini
Ini
bagian keduanya,
Kayaknya
aku kalo nulis kebiasaan pake part-part gitu ya. Baru nyadar. -__-
Anyway,
dengan tuntasnya munaqosah maka saatnya memikirkan munakahat. Haseeeekk. Tapi
pemirsa, dunia tak seindah negeri dongeng. Hidupku bukan bak ibu peri yang bisa
mendapatkan apapun yang kuinginkan dengan mudah. Segalanya butuh perjuangan
berdara-darah.
Si
babang mulai nanya kapan bisa datang ke rumah. Ecek2nya mau jumpa mamak lah ni,
ngelamar gitcu. Hehe. Tapi apa daya, saat itu kami belum mengantongi restu. Ibuku
belum memberikan lampu hijau dengan berbagai pertimbangan. Bahkan saking
gimana2nya, blio selalu berusaha nyariin aku jodoh dari anak2 kawannya. Sumpah berasa
gak laku kali ambo.
-_-“
Sampai
akhirnya munajat kita di sepertiga malam diijabah Allah. Si babang minta tolong
orang tua kita di sekolah buat ketemu papa. Daaann eng ing eng.. mereka
langsung melakukan ritual meresek. Tau meresek kan? Itu loh cakap2 tentang
gimana2nya waktu pesta, soal dana, soal waktu, dan sebagainya. Itu kejadiannya
di bulan Februari, dan tanggal 25 Maret 2018 kita melangsungkan prosesi
lamaran. Secepat itu? Iyap, secepat itu. Aku berkhusnudzon, setiap segala
sesuatu yang Allah mudahkan berarti semoga Allah ridho dengan itu.
Tentang
lamaran ini sudah kutulis disini
Sambungannya
tentang pernikahan juga sudah rilis,
Begitulah
hidup ya... Kita gak pernah tahu apa yang bakal terjadi di depan. Bahkan kalaupun
bisa, aku gak kepingin tau. Aku lebih suka diberikan kejutan2. Biarlah semua
berjalan sesuai porosnya. Allah sesuai dengan prasangka hambaNya, maka
berkhusnudzon saja.
Aku
tidak pernah terbayang akan menikah dengan mas suami, meskipun dulu kami pernah
sangat dekat. Mungkin blio juga gak pernah mengira bahwa jodohnya adalah aku. Kita
bahkan pernah ber-haha hihi dengan bilang,
“Kalo
kita jumpanya dulu, mas udah SMP, adek masih pake singlet dan kolor aja, maen2
paret. Gak mau mas keknya sama adek.”
“Iya
ya mas, adek juga keknya gak mau. Masak iya jodohnya uwak2. Hahahahahaa.”
Alhamdulillah
kini, hampir dua tahun sudah kita bersama. Dedek bayi dalem perut juga sudah
menyapa dunia. Dia kami beri nama Gerhana Al Zhafran. Setelah menjadi seorang
istri, kini menjadi seorang ibu pula. Fabiayyi ‘aala irobbiku tukadzibaan.
Semoga
setiap pernikahan diberkahi Allah, dilimpahi keberkahan, cinta kasih, dan
kebahagiaan. Aamiin. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar